Monday, February 27, 2017

BERTEMU LAGI [PART 1]


Kayana

            “Mba Kayana sudah siap pesan?” Suara pramusaji mengagetkan Kayana yang sedang fokus dengan buku bacaannya yang harus ia buat review-nya, terlalu fokus hingga lupa sudah 15 menit berada di café ini namun belum memesan apapun. Kayana memang terhitung sering mengunjungi café ini, hingga pramusaji pun mengenalnya.
            “Aah iya, aku mau pesen latte macchiato.”
            “Makanannya ngga sekalian Mba Kayana?” Tanya pramusaji yang mungkin berpikir bahwa Kayana seperti anak muda zaman sekarang, yang hanya memesan minuman untuk menumpang berselancar di internet dengan wifi gratis yang tersedia di café ini. 
            “Mau nyelesain kerjaannya dulu nih mas, nanti aku panggil lagi kalo mau pesan makan.” Balas Kayana dengan senyum khasnya yang ramah.
            “Baik Mba.” Setelah pramusaji meninggalkan mejanya, Kayana kembali fokus dengan bukunya hingga tidak menyadari ada seorang laki – laki yang baru datang dan menempati meja di depan meja Kayana. Tidak persis, hanya terpisah 2 meja namun laki – laki itu masih bisa melihat Kayana dengan jelas.
            10 menit berlalu laki – laki itu memperhatikan Kayana dengan intens sambil mempersiapkan kameranya, mungkin bila ada yang memperhatikan maka mereka akan berpikir bahwa laki – laki itu adalah seorang stalker yang creepy atau paparazzi.
            “Mba ini minumannya.” Pramusaji datang membawa pesanannya.
“Makasih ya.” Dan saat itu ia menatap mata laki – laki yang sedari tadi memperhatikannya. Kayana hanya memberinya senyum dan lanjut dengan buku dan review-nya. Menit – menit selanjutnya berlalu, Kayana merasa diperhatikan hingga sesekali ia melihat ke arah laki – laki itu. Untuk menghalangi pandangannya Kayana mengeluarkan laptop untuk membuat review dari poin – poin yang telah ia buat di kertas, untuk dikirimkannya ke penanggung jawab.
            30 menit kemudian Kayana merasa tanggung jawab-nya sudah selesai dan siap dikirimkan ke Mas Danu si penanggung jawab melalui e-mail. Sambil menunggu halaman e-mailnya terbuka ia melihat ke arah laki – laki tadi yang sekarang sedang sibuk menggambar sesekali melihat ke kameranya.
Setelah halaman e-mailnya terbuka Kayana kembali menyelesaikan urusannya dan bersiap meninggalkan café. Ia melewati meja laki – laki itu dan sempat bertatapan, Kayana pun hanya tersenyum. Dan tanpa diketahui, senyumnya tidak bisa hilang diingatan laki – laki itu.

pic from pinterest


Share: